Selain kopi, jika kamu rajin minum
teh setiap hari, maka kamu akan merasakan efek yang kurang lebih sama
seperti kopi. Hidupmu akan hampa dan kurang bermakna (aseek). Hal ini dikarenakan teh juga memiliki zat adiktif yang terkandung di dalamnya.
Teh atau kopi? (Sumber: articles.mercola.com)
Zat ini akan memengaruhi kerja
tubuh kamu. Jika kamu tidak mengonsumsinya dalam jangka waktu tertentu,
maka tubuh kamu akan seperti kehilangan sesuatu, kemudian mengirimkan
perintah ke otak untuk mengonsumsi zat tersebut.
Menurut definisi para ilmuwan, zat
adiktif adalah zat aktif yang jika dikonsumsi oleh organisme hidup,
maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan efek
ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan.
Kira-kira begini visualisasi orang yang sudah ketagihan suatu zat (sumber: giphy.com)
Jika sudah pada tahapan terparah, maka menghentikan konsumsi zat tersebut dapat menyebabkan rasa lelah yang luar biasa atau sakit yang luar biasa. Zat ini bisa ditemukan secara alami, semi sintetis atupun hasil dari sintetis murni.
Ilmuwan membagi zat ini menjadi 3 jenis , yaitu:
- Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika;
- Zat adiktif narkotika;
- Zat adiktif psikotropika;
Nah sekarang mari kita pelajari ketiga jenis zat adiktif tersebut!
Zat Adiktif Bukan Narkotika dan Psikotropika
Zat adiktif bukan narkotika dan psikotropika adalah zat adiktif yang menghasilkan suatu reaksi biologis pada tubuh, tetapi tidak menghilangkan kesadaran penggunanya. Biasanya zat ini memengaruhi kerja tubuh seperti meningkatkan kewaspadaan, melemaskan otot, atau sebagai anti depressan ringan.
Ada beberapa produk yang
mengandung zat ini dijual bebas, tapi ada beberapa pula yang dijual
dengan aturan yang lumayan ketat. Produk yang termasuk klasifikasi ini
bisa kamu temui dengan mudah, bahkan bisa kamu konsumsi setiap hari
tanpa kamu sadari.
Ngopi itu nikmat kawan! (sumber: giphy.com)
Kopi dan teh adalah produk yang termasuk dalam kategori ini. Kafein
yang terkandung di dalam kopi dan teh (kopi memiliki kandungan kafein
yang lebih tinggi) dapat membuat kamu terjaga dan berkonsentrasi dengan
meningkatkan kewaspadaan pada otak.
Beer dan alkohol, dijual bebas terbatas (sumber: telegraph.co.uk)
Untuk barang yang dijual dengan bebas terbatas biasanya termasuk ke dalam golongan antidepressant ringan, misalnya rokok atau minuman beralkohol.
Nikotin dalam rokok dapat membuat penggunanya merasa terrelaksasi dan
tenang, begitu pula dengan alkohol pada minuman beralkohol (walaupun
jika dikonsumsi terlalu banyak akan menyebabkan kondisi tidak
sadar/mabuk).
Baca juga: Apa sih Zat Aditif Itu?
Zat Adiktif Narkotika
Zat adiktif narkotika adalah zat yang peredarannya dilarang di seluruh dunia dan tercantum pelarangannya pada undang-undang. Zat ini jika dikonsumsi dapat
menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan
yang parah.
Beberapa jenis zat adiktif narkotika
Zat ini bisa didapatkan dalam
bentuk alami dan bukan alami, selain itu bahan ini juga bisa
disintetiskan menjadi bahan yang lebih kuat.
Yang temasuk dalam golongan ini di antaranya adalah opium, kokain, dan heroin.
Zat Adiktif Psikotropika
Zat adiktif psikotropika adalah golongan zat yang masih termasuk kedalam zat yang dilarang dalam undang-undang. Efek yang dihasilkan tidak terlalu berbeda dengan saudaranya yang masuk dalam zat adiktif narkotika. Tetapi zat psikotropika lebih memengaruhi sistem syaraf pusat dan merubah perilaku serta mental penggunanya.
Beberapa contoh zat adiktif psikotropika
Dari semua zat adiktif, pasikotropika biasanya mempunyai bentuk produk yang lucu dan menarik, seperti permen berwarna, atau perangko bergambar lucu-lucu
Yang termasuk dalam golongan ini di antaranya adalah LSD, pil koplo, ekstasi, atau sabu-sabu.
Memang tidak semua zat adiktif berbahaya untuk tubuh, tetapi, bagaimanapun juga, sesuatu yang menyebabkan ketagihan tidak akan berakhir baik untuk tubuh kamu.
Jika kamu suka mengonsumsi kopi atau teh secara berlebihan, sebaiknya
di kurangi, karena jika kamu minum kopi atau teh menggunakan gula, bukan
hanya kafein yang masuk ke tubuh, tapi gula juga, dan gula bisa menjadi
penyebab terjadinya obesitas atau diabetes.
0 komentar:
Posting Komentar